Breaking News
Loading...

Pahala Membantu Tetangga dan Anak Yatim

5:53 PM

Pada suatu ketika, Abdullah bin Mubarak pergi menunaikan ibadah haji dan tertidur di Masjidil Haram. Dalam tidurnya, ia bermimpi meilhat dua malaikat turun dari langit dan berdialog masalah haji.


Malaikat I : Berapa banyak orang-orang yang berhaji pada tahun ini?

Malaikat II : Enam ratus ribu.

Malaikat I : Berapa banyak yang diterima?

Malaikat II : Tidak seorang pun yang diterima, hanya ada seorang tukang sepatu dari Damsyik bernama Muwaffaq, dia tidak dapat berhaji, tetapi pahala hajinya diterima Allah sehingga semua haji pada tahun itu diterima dengan berkat hajinya Muwaffaq.

Setelah mendengar percakapan dua orang malaikat dalam mimpinya itu, Abdullah bin Mubarrak, dengan seketika terbangun dari tidurnya, dan bergegas berangkat ke Damsyik mencari orang yang bernama Muwaffaq itu. Setelah mencari informasi kesana-kemari, ia tiba dirumah yang dituju lalu mengetuk pintunya, setelah pintunya terbuka oleh lelaki terjadi sebuah dialog:

Abdullah : “Siapa nama engkau wahai yang punya rumah?”

Muwaffaq : menyebutkan namanya

Abdullah : Kebaikan apakah yang telah engkau lakukan sehingga mencapai derajat yang sangat tinggi?

Muwaffaq : Tadinya aku ingin berhaji tetapi tidak dapat karena keadaanku, tetapi mendadak aku mendapat uang tiga ratus dirham dari pekerjaanku membuat dan menambal sepatu, lalu aku berniat haji pada tahun ini sedang istriku sedang hamil, maka suatu hari dia tercium bau makanan dari rumah jiranku dan menginginkan makanan itu, maka aku pergi ke rumah jiran tersebut dan menyampaikan tujuanku kepada wanita jiran itu. Jiranku menjawab, “Aku terpaksa membuka rahasiaku, sebenarnya anak-anak yatimku sudah tiga hari tanpa makanan, karena itu aku keluar mencari makanan untuk mereka. Tiba-tiba aku menemukan bangkai keledai di suatu tempat, lalu aku potong sebagiannya dan aku bawa pulang untuk dimasak, maka makanan ini halal bagi kami dan haram untuk makanan kamu”. Ketika aku mendengar jawaban yang demikian, aku segera kembali ke rumah dan mengambil uang tiga ratus dirham serta kuserahkan kepada jiranku tadi seraya menyuruhnya membelanjakan uang itu untuk keperluan anak-anak yaitm yang ada dalam penjagaannya. Sebenarnya hajiku adalah di depan pintu rumahku. Kata Muwaffaq lagi.

Kisah ini sebenarnya sangat sederhana, seorang tukang sepatu yang sangat bercita-cita menunaikan ibadah haji. Setelah mengumpulkan uang sekian lama, dan ia mempunayi kemampuan, namun ketika kemudahan itu ia peroleh, ada hal lain yang lebih penting harus ia dahulukan yakni membantu tetangganya yang kelaparan dan memelihara anak yatim. Allah mengukur pahala ibadah seseorang selalu pada niat dan keikhlasannya.

Berkaitan dengan masalah tetangga ini, Rasulullah Saw pernah didatangi seorang pemuda, lalu ia bertanya : “Ya Rasulullah! Tunjukkan padaku amal perbuatan yang apabila ku amalkan akan masuk surga.” Rasulullah menjawab : Jadilah kamu orang yang baik.” Orang itu bertanya lagi, “Ya Rasulullah, bagaimana aku mengetahui bahwa aku telah berbuat baik?” Rasulullah menjawab : Tanyakan pada tetanggamu, bila mereka berkata engkau baik maka engkau benar-benar baik dan bila mereka berkata engkau jahat, maka engkau sebenarnya adalah orang jahat”.

0 comments :

Post a Comment

 
Toggle Footer